Moslemcommunity.net - Michael Asy-Syahid dulunya adalah seorang dokter dan komandan di Baghlan. Ia telah membuat orang-orang komunis susah dan tidak bisa tidur. Ia terbunuh dalam suatu pertempuran. Datanglah pemimpin orang-orang komunis untuk membalas dendam kepada Michael yang sudah menjadi seorang syahid. Lalu ia mengangkat kakinya untuk menendang kepala Michael.
Tiba-tiba kakinya menjadi lumpuh. Orang-orang komunis hendak mengarak Michael mengelilingi wilayah Baghlan dan seluruh penjuru Kunduz agar orang-orang Afghan melihat bahwa mereka telah berhasil membunuh Michael.
Salah seorang mujahid yang bernama Muhammad Nua’im menceritakan kisah Michael kepada syaikh Abdullah Azzam, “Setiap kali ada sekelompok orang komunis mendekatinya (Michael), ia berteriak laksana seekor singa, padahal ia sudah syahid, ‘Berikan kepadaku senjataku. Saya ingin memecahkan kepala mereka.’ Mereka pun langsung kabur. Mereka terus mengirimkan kelompok demi kelompok pasukan. Tetapi Michael terus menghardik, membentak dan mengusir mereka dengan suaranya yang terus mengaum. Akhirnya, mereka pasrah bahwa masalah ini bukan masalah manusia, tetapi ini adalah masalah Rabb manusia.
Kemudian mereka membawa kain kafan yang bagus dan mahal. Mereka berikan kain kafan itu kepada ulama senior di daerah itu dan mereka berkata, ‘Kafanilah orang yang mati syahid itu. Kalian tidak akan pernah kalah selama di tengah kalian masih ada orang-orang seperti mereka.’
Michael pun dikubur dan suara takbir terus berkumandang dari kuburnya. Saudara laki-lakinya berdiri di antara saudara-saudara perempuannya yang merasa sangat sedih dengan kepergian Michael sebagai syuhada. Air mata mereka mengalir deras dari mata mereka karena kesedihan mendalam atas kepergian komandan, pahlawan, pemimpin pemberani, dan bersuara merdu ini. Saudara laki-lakinya berdiri di tengah malam berdoa kepada Rabbnya dalam shalatnya agar Rabbnya memperlihatkan kepadanya sebuah tanda bahwasanya saudara laki-lakinya ini memang benar gugur sebagai syuhada agar saudara-saudara perempuannya diam.
Tiba-tiba ada seikat bunga yang tidak ada duanya di bumi telah turun dari atap rumah kepada saudara laki-lakinya itu pada pukul dua malam. Ia pun membangunkan saudara-saudara perempuannya dari tempat tidur mereka dan berkata, ‘Lihatlah, ini merupakan tanda kesyahidan saudara laki-laki kita.’.”
Penulis : Dhani El_Ashim
Diambil dari Tarbiyah Jihadiyah jilid ke-14 karya syaikh Abdullah Azzam rahimahullah
Kiblat.net