Moslemcommunity.net - Marbot surau Taman Free School di Georgetown, Pulau Pinang mengakui dirinya mempersilahkan sekumpulan lelaki dan wanita dewasa etnis Cina menumpang di surau, menyusul tragedi banjir yang melanda negeri tersebut.
Sapno Tukijo, 50 tahun, mengatakan hal itu kepada portal Berita Harian Online, setelah foto-foto korban banjir non Muslim berlindung di sebuah surau menjadi viral di media sosial.
Foto yang viral tersebut memperlihatkan seorang lelaki tidak berbaju dalam keadaan kedinginan sedangkan yang lain sedang duduk atau berbaring menghilangkan kepenatan mereka.
Menceritakan apa yang terjadi, Sapno mengatakkan bahwa sekira pukul 2 pagi, ramai penduduk mencoba menyelamatkan diri dengan menumpang di kuil terdekat, namun arus deras menghalang mereka menuju ke kuil tersebut.
"Pada mulanya mereka segan berlindung di surau karena menghormati surau, tetapi situasi pada waktu itu sangat genting karena air tingginya sudah sedada orang dewasa.
"Kuil itu hanya terletak beberapa meter di seberang jalan dan saya coba membawa mereka dengan mengikat tali di tiang elektrik, namun gagal karena arus deras.
"Saya akhirnya mempersilahkan mereka menumpang di surau dan mereka setuju demi keselamatan," katanya seperti dikutip portal Berita Harian Online.
Sapno menjelaskan bahwa jumlah korban yang ditempatkan di surau sekitar 70 orang, yang terdiri dari warga etnis Cina dan India yang tinggal di kampung sekitar Lengkuk P Ramlee, di Georgetown.
Sapno menegaskan bahwa dirinya tidak mempedulikan pandangan orang ramai di media sosial yang mengecam foto-foto yang beredar, karena yang lebih penting dari itu adalah keselamatan semua pihak.
"Saya tahu ada yang akan mengecam tindakan saya, namun saya akan merasa lebih bersalah sekiranya melihat mereka tanpa arah tujuan atau lebih buruk lagi terhanyut oleh arus deras," tandasnya.[fq/malaysiakini]
[voa-islam]