Kematian Suyono (39 tahun) yang menjadi terduga teroris setelah ditangkap oleh Densus 88 kembali menambah daftar panjang tidak transparan dan akuntabelnya operasi pemberantasan terorisme.
Pengamat terorisme, Haris Abu Ulya, mengatakan, selama ini masyarakat sudah mengindikasi adanya tindakan yang tidak sesuai oleh Densus 88. "Kalau Densus mau jujur buka data, setidaknya ada 120-an orang yang tewas dalam operasi terorisme di luar pengadilan," Seperti dilansir Republika.co.id, Senin(14/3).
Haris berharap, pimpinan di kepolisian dapat menegaskan transparansi operasi Densus selama ini sehingga lebih akuntabel. Kalau memang Densus harus membunuh atau menewaskan, jadi bisa dipertanggungjawabkan ke publik.
"Itu teknis, misalkan setiap operasi helm anggota Densus dipasang kamera. Jadi, selesai operasi, gerak-gerik anggota itu bisa dievaluasi. Kenapa harus menembak, melumpuhkan, atau bila terpaksa harus menewaskan," katanya.
Dia menjelaskan, komandan pun bisa mengevaluasi seperti itu. Dengan begitu, kalau tidak benar, bisa diberikan sanksi. Protap ini pun mampu memberi kepercayaan masyarakat kepada Densus. "Kan katanya kepolisian profesional. Kalau tidak, itu sama saja dengan melahirkan kebencian baru," ujarnya. [beritaislamterbaru.org]