Suasana rumah Setya Novanto saat didatangi penyidik KPK, Rabu (15/11) malam. (Miftahul Hayat/Jawa Pos)
Moslemcommunity.net - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan upaya penangkapan terhadap Ketua DPR Setya Novanto pada Rabu (15/11) malam hingga Kamis (17/11) dini hari. Penangkapan dilakukan di kediaman Setya yang berlokasi di Jalan Wijaya III, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, upaya penangkapan ini dilakukan tidak dengan tiba-tiba, tapi dengan proses koordinasi yang matang antara KPK dan Polri. Pasalnya dalam penangkapan, penyidik KPK menggandeng anggota Brimob.
“Dalam giat KPK hari ini dan beberapa waktu sebelumnya, pimpinan KPK sudah berkoordinasi dengan Kapolri, Wakapolri, dan juga Dankor Brimob. Kami ucapkan terima kasih atas dukungan dari Polri dalam setiap upaya penindakan KPK,” kata dia di gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (16/11) dini hari.
Dia menerangkan, penangkapan ini buntut dari sikap Setya Novanto yang tak memenuhi panggilan KPK. “Kami sampaikan juga sampai dengan hari Rabu (15/11), KPK sudah melakukan total secara seluruhnya 11 kali pemanggilan, baik untuk pemeriksaan sebagai saksi untuk tersangka Sugiharto, Andi Agustinus, maupun sebagai tersangka, jadi kami pandang segala semua upaya persuasif sudah kami lakukan,” papar dia.
Meski demikian, ketika penyidik KPK mendatangi kediaman Setya Novanto, dia ternyata tidak ada di rumahnya. Diduga sebelum penangkapan, Setya Novanto telah pergi meninggalkan rumahnya.
Febri berharap ada iktikad baik dari Ketum Partai Golkar itu agar bisa menyerahkan diri. “Jadi, kami imbau karena belum terlambat menyerahkan diri ke KPK, sikap koorperatif akan jauh lebih baik untuk penanganan perkara maupun untuk yang bersangkutan,” pungkasnya.
Jawapos.com