Foto: Kepala BNPT Suhardi Alius.
Salah satu program Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) adalah melakukan kontra-radikalisasi. Dalam program ini BNPT membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di 32 provinsi.
Dijelaskan Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius, FKPT merupakan wadah berhimpunnya tokoh-tokoh di daerah yang diharapkan berperan serta dalam pencegahan terorisme di daerah.
“Tokoh-tokoh daerah ini memiliki potensi untuk lebih diberdayakan dalam menggali kearifan lokal dalam upaya mencegah penyebaran paham radikal,” katanya usai merilis ‘Buku Putih’ tentang pemetaan risiko pendanaan terorisme yang berafiliasi ISIS, di Hotel Aryaduta Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (27/09).
Suhardi menyebut daerah memiliki potensi yang dapat digunakan untuk menggalang semangat persatuan dalam kemajemukan, membentengi masyarakat dari pengaruh idealogi yang memecah belah persatuan, dan mendorong pemahaman keagamaan untuk mengembangkan budaya damai yang toleran di tengah ancaman bahaya laten seperti SARA.
“Sampai dengan saat ini BNPT melalui FKPT melakukan dialog, media visit, diseminasi (sosialisasi terencana.Red), lomba video pendek,” ujarnya.
Suhardi lalu membeberkan hasil penelitian di 32 FKPT/provinsi tahun 2016 yang mencakup sejumlah sasaran program dari dai hingga akademisi.
“Yaitu 4.859 dai dan takmir masjid, 865 tokoh lintas agama, 785 pelaku ekonomi, 1.132 praktisi hukum, 4.593 budayawan, 5.500 redaktur media massa lokal, humas instansi dan pers mahasiswa di daerah, pembuatan 559 video pendek dangan 12.480.000 viewers di youtube, dan pemetaan potensi radikal terorisme di daerah,” tutupnya.
Sumber : Kiblat.net
Salah satu program Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) adalah melakukan kontra-radikalisasi. Dalam program ini BNPT membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di 32 provinsi.
Dijelaskan Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius, FKPT merupakan wadah berhimpunnya tokoh-tokoh di daerah yang diharapkan berperan serta dalam pencegahan terorisme di daerah.
“Tokoh-tokoh daerah ini memiliki potensi untuk lebih diberdayakan dalam menggali kearifan lokal dalam upaya mencegah penyebaran paham radikal,” katanya usai merilis ‘Buku Putih’ tentang pemetaan risiko pendanaan terorisme yang berafiliasi ISIS, di Hotel Aryaduta Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (27/09).
Suhardi menyebut daerah memiliki potensi yang dapat digunakan untuk menggalang semangat persatuan dalam kemajemukan, membentengi masyarakat dari pengaruh idealogi yang memecah belah persatuan, dan mendorong pemahaman keagamaan untuk mengembangkan budaya damai yang toleran di tengah ancaman bahaya laten seperti SARA.
“Sampai dengan saat ini BNPT melalui FKPT melakukan dialog, media visit, diseminasi (sosialisasi terencana.Red), lomba video pendek,” ujarnya.
Suhardi lalu membeberkan hasil penelitian di 32 FKPT/provinsi tahun 2016 yang mencakup sejumlah sasaran program dari dai hingga akademisi.
“Yaitu 4.859 dai dan takmir masjid, 865 tokoh lintas agama, 785 pelaku ekonomi, 1.132 praktisi hukum, 4.593 budayawan, 5.500 redaktur media massa lokal, humas instansi dan pers mahasiswa di daerah, pembuatan 559 video pendek dangan 12.480.000 viewers di youtube, dan pemetaan potensi radikal terorisme di daerah,” tutupnya.
Sumber : Kiblat.net