Presiden Joko Widodo (Jokowi) datang langsung dalam Latihan Perang Armada Jaya ke-34 di Perairan Banongan Situbondo Jatim, Rabu (14/9/2016). Dia ingin mengukur keandalan dan kekuatan alutsista TNI AL.
Dengan menaiki KRI Banjarmasin, Jokowi juga memimpin langsung Latihan perang melibatkan 79 KRI dan seluruh alutsista milik matra laut tersebut.
Jokowi bahkan yang mengetes langsung alat strategis Rudal C705 dengan memimpin penembakan rudal China ini.
Meski dia harus menahan kecewa dengan senyum nyengir saat komandan dan aba-aba tembak rudal dari dirinya gagal terealisasi. Rudal ini mengalami delay saat ditembakkan dari atas KRI Celurit.
"Latihan seperti ini harus dilakukan. Untuk mencoba senjata-senjata strategis yang kita miliki. Mulai roket meriam, roket antiradar, hingga rudal," kata Jokowi kepada Surya.co.id.
Tanpa latihan rutin seperti ini, kemampuan alutsista dan senjata-senjata strategis yang dimiliki tak bisa diukur. Semua Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) harus diukur. Yakni Kapal Perang, Pesawat Udara, Marinir, dan Pangkalan. Termasuk di dalamnya adalah persenjataan strategis.
Jokowi menghendaki latihan perang itu rutin digelar. Dia mengimpikan agar semua persenjataan strategis dan sistem persenjataan TNI tak kalah dengan negara lain.
Meski diakui saat ini masih mendatangkan senjata dari China, pada saatnya nanti negeri sendiri harus mampu membuat. Jokowi yakin dengan kemampuan negeri ini.
"Kita tak boleh hanya membeli. Tapi juga harus mempelajari senjata-senjata strategis ini. Industri strategis juga kalau memiliki kemampuan harus kita dorong demi kemandirian bangsa," kata Jokowi. [tribun]